Kamis, 30 September 2010

POLA PENGEMBANGAN DESKRIPSI

Pendekatan Realitis

Pendekatan terhadap objek sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Pelukisannya objectif. Hasil deskripsinya seperti potret. Pendekatan ini bisa digunakan untuk deskripsi fiksi dan nonfiksi

Contoh :
Belalang sudah mendering dan pucuk pohonan disepuh sinar lembayung yang kusam. Batang pisang itu baru doyong sedikit, mayangnya belum terjangkau. Dia lilitkan kudungnya yang melorot, lalu menarik pelepah terbawah sampai tubuhnya meringkuk menggantung. Batangnya lebih doyong sekarang. Tapi mayangnya belum terjangkau. Ia merenungi pohon itu sambil menepiskan peluh yang menggantung pada alis dan dagu.

"Setan" Runtuknya.

Sekarang dia coba lagi. Ia menariki pelepah sampai jemarinya memutih dan wajahnya tegang merah padam. Tubuhnya miring terus, terus sampai sanggulnya yang sebesar kapal anak mencercah daun terong. Kudungnya jatuh ke rumput. Terdengar bunyi berdetak di pangkal pohon. Serentak dengan itu ia melepaskan pelepah yang ditarik, jatuh terbaring. Ia membelalak, seperti ada yang putus dalam rongga perutnya sebelah kanan, sedikit diatas lipatan paha. Nyeri meregang.




Pendekatan Impresionistis

Pendekatan ini berusaha menggambarkan sesuatu secara subjektif. Di sini penulis menonjolkan pilihan dan interpretasinya. Penulis menggunakan fakta-fakta yang duhubungkan dengan efek yang ingin ditampakkannya. Faktanya diikat dan dihubungkan dengan pandangan-pandangan pengarang.

Contoh :
Ia tak punya apa-apa.Kecuali pakarangan yang sempit dengan beberapa pohon kelapa, jambu, dan cengkih di sekitarnya. Tak ada kebun yang dia punya ditanami pisang, pepaya, kacang panjang, dan cabai. Namun ia hanya berjualan pisang goreng dan pecel. Manaklukan pisang seperti ini dulu ringan baginya.

Kebetulan ada tetangga, mudah. Kenapa tadi tak ditebang saja ? Tak akan ada lagi orang lewat sini yang mungkin mendengar desaunya nanti. Sekarang inilah jadinya. Sakit aneh yang dia dapatkan di jakarta datang pula. Mungkin juga karena ia masih belum pulih benar dari sakit demam.

"Tinggalah di rumah kami, kak ! kalau kau sudah sembuh benar kau boleh kembali," kata emak Rohani, tetang ga yang sering mengupah dia menyiangi sawah dan kebun, ketika beberapa hari lampau jumpa waktu turun ke air. emak rohani ini amat baik padanya, begitu baik meski tahu dia suka menyembunyikan sesuatu untuk dibawa pulang cabai, mentimun, kacang panjang, daun singkong, jantung pisang, semangka, dan labu. Bahkan ketika disuruh menolong di dapur ketika kenduri emak rohani pun tersenyum sendiri melihat bagaimana ia diam- diam membuntalkan paha ayam, lemang, atau kelemai pada belitan kain panjangnya lalu buru - buru pulang sebentar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar